Saturday, February 7, 2009

Fantastic Building

21 suggestion for success :



1. Marry the right person. This one decision will determine 90% of your happiness or misery.
2. Work at something you enjoy and that's worthy of your time and talent.
3. Give people more than they expect and do it cheerfully.
4. Become the most positive and enthusiastic person you know.
5. Be forgiving of yourself and others.
6. Be generous.
7. Have a grateful heart.
8. Persistence, persistence, persistence.
9. Discipline yourself to save money on even the most modest salary.
10. Treat everyone you meet like you want to be treated.
11. Commit yourself to constant improvement.
12. Commit yourself to quality.
13. Understand that happiness is not based on possessions,power or prestige, but on
relationships with people you love and respect.
14. Be loyal.
15. Be honest.
16. Be a self-starter.
17. Be decisive even if it means you'll sometimes be wrong.
18. Stop blaming others. Take responsibility for every area of your life.
19. Be bold and courageous. When you look back on your life, you'll regret the things you didn't
do more than the ones you did.
20. Take good care of those you love.
21. Don't do anything that wouldn't make your Parents proud.

from : my email

***


50 FANTASTIC buildings



1. The Crooked House (Sopot, Poland)




2. Forest Spiral - Hundertwasser Building (Darmstadt, Germany)




3. The Torre Galatea Figueras (Spain)




4. Ferdinand Cheval Palace a.k.a Ideal Palace (France)




5. The Basket Building (Ohio, United States)




6. Kansas City Public Library (Missouri, United States)




7. Wonderworks (Pigeon Forge, TN, United States)




8. Habitat 67 (Montreal, Canada)



9. Cubic Houses (Rotterdam, Netherlands)




10. Hang Nga Guesthouse a.k...a Crazy House (Vietnam)




11. Chapel in the Rock (Arizona, United States)




12. Dancing Building (Prague, Czech Republic)




13. Calakmul building a.k.a La Lavadora a.k.a The Washing Mashine (Mexico,
Mexico)




14. Kettle House (Texas, United States)




15. Manchester Civil Justice Centre (Manchester, UK)




16. Nakagin Capsule Tower (Tokyo, Japan)




17. Mind House (Barcelona, Spain)




18. Stone House (Guimarães, Portugal)




19. Shoe House (Pennsylvania, United States)




20. Weird House in Alps




21. The Ufo House (Sanjhih, Taiwan)




22. The Hole House (Texas, United States)




23. Ryugyong Hotel (Pyongyang, North Korea)




24. The National Library (Minsk, Belarus)




25. Grand Lisboa (Macao)




26. Wall House (Groningen, Netherlands)




27. Guggenheim Museum (Bilbao, Spain)




28. Bahá'í House of Worship a.k.a Lotus Temple (Delhi, India)




29. Container City (London, UK)




30. Erwin Wurm: House Attack (Viena, Austria)




31. Wooden Gagster House (Archangelsk, Russia)




32. Air Force Academy Chapel (Colorado, United States)




33. Solar Furnace (Odeillo, France)




34. Dome House (Florida, United States)




35. Beijing National Stadium (Beijing, China)




36. Fashion Show Mall (Las Vegas, United States)




37. Luxor Hotel & Casino (Las Vegas, United States)




38. Zenith Europe (Strasbourg, France)





39. Civic Center (Santa Monica)





40. Mammy's Cupboard (Natchez, MS, United States)




41. Pickle Barrel House (Grand Marais, Michigan, United States)




42. The Egg (Empire State Plaza, Albany, New York, United States)




43. Gherkin Building (London, UK)




44. Nord LB building (Hannover, Germany)





45. Lloyd's building (London, UK)




46. "Druzhba Holiday Center Hall (Yalta, Ukraine)




47. Fuji television building (Tokyo, Japan)




48. UCSD Geisel Library (San Diego, California, United States)




49. Ripley's Building (Ontario, Canada)




50. The Bank of Asia a.k.a Robot Building (Bangkok, Thailand)





Wat do u guys think??..

***

I have 1 short story *shorter than before*.. It's about valentine.. It suddenly popped up in my mind :P Jadi maaf kalo kurang bagus, cerita dadakan sih :D


Valentine's Short Story :


“Deni??”, aku tertegun heran menatap sesosok cowok berbadan tegap dan berkulit agak gelap di depanku.

“Hai, Chel. Masih inget gue kan?”, sapa cowok tersebut ramah.

“Ya masih donk,Den! Apa kabar lo? Tapi, kok lo bisa ada di sini? Sejak kapan?”, tanyaku yang memang penasaran sekali. Cowok tersebut terlihat berbeda dengan terakhir kali aku melihatnya. Tatanan rambutnya sudah berubah dan juga gaya berpakaiannya terlihat berbeda.

“Ya ampun Rachel, lo tetep gak berubah ya. Kalo nanya itu gak pernah bisa satu-satu. Hehehe..”

“Ah lo kayak udah lama banget aja kita gak ketemu! Kan baru gak ketemu 4 bulan, belom juga 4 tahun”, cibirku.

“Iya yah kita baru 4 bulan gak ketemu. Gue dateng ke sini karena gue transfer kuliah ke sini. Sekalian biar bisa bareng sama lo donk!”, ujar Deni dengan senyum nakalnya.

“Ih orang nanya serius jawab yang bener dan gak pake senyum kayak gitu deh!”, sahutku seraya mencubit pinggangnya.

“Iya iya ampun Chel. Udah udah.. Sakit nih..”

Mendengarnya berteriak dan melihat ekspresinya, aku jadi nggak tega. Aku melepasnya dan bertanya lagi, “Serius emangnya lo transfer ke sini? Bukannya tahun depan juga lo uda lulus kan harusnya? Terus pindah ke sini masuk di universiti mana?”

“Gue masuk di City University. Deket sini kok. Oh iya tadi gue lihat kampus lo. Gak di sangka ya kita tinggalnya deketan di sini.”

“Iya gak di sangka lo bisa masuk kampus deket tempat gue. Tapi ini akan menjadi musibah kayaknya buat gue. Hehehe.. Jadinya lo tinggal di deket kampus situ donk?”

“Iya gue tinggal di deket sana. Lo dimana?”

“Gue juga tinggal di sana kok. Terus lo ke sini kenapa gak kabarin gue? SMS gitu. Kan lo tau nomor HP gue di sini.”

“Ya sabar atuh non geulis. Kemaren itu gue baru sampe sore. Terus gue beres-beres kamar gue dulu. Tadi pagi, gue ngurusin administrasi dan lain-lain di kampus. Nah sekarang gue ke sini mau beli nomor, ini juga gue baru sampe. Lo ke sini ngapain? Mendingan temenin gue jalan-jalan yuk!”

Baru aku mau jawab pertanyaannya, sesosok cowok menghampiriku. “Chel.. Sorry gue telat. Tadi pas gue mau berangkat, eh housemate gue minta tolong gitu.”

“Oh iya gak apa kok, Dy. Oh iya kenalin nih temen gue, Deni. Den, ini Sandy temen kampus gue. Sorry ya Den gue gak bisa nemenin lo, gue uda janji sama Sandy soalnya, kita mau ke toko buku, mau cari-cari referensi buku untuk tugas. Ntar kalo uda beli nomor, SMS gue ya. Kalo ada apa-apa hubungin gue aja. Ok?”

“Oh ya uda Chel, gak apa-apa kok. Gue bisa sendiri. Ya uda gue duluan ya. Bye.. Yuk duluan ya San.”, ujar Deni seraya pergi.

“Itu, siapa Chel. Raut mukanya seperti orang kesal waktu lo bilang gak bisa nemenin dia.”

“Dia temen gue dari Jakarta. Dia baru sampe kemarin sore. Transfer ke City University. Dan dia mantan gue juga sih. Ya uda lah, yuk ke toko buku. Biar cepet selesai tugasnya.”

***

Sesampainya di rumah, kata-kata Deni masih sempat terngiang-ngiang di benakku. Apa dia benar ke sini supaya bisa dekat sama aku? Ah, tapi dia itu kan memang manis kalau ngomong. Gak mungkin lah dia ke sini untuk aku.

Drettt.. Drettt..

HP ku bergetar, ada telepon masuk. Tapi nomor gak di kenal. Angkat nggak ya? Angkat deh mungkin saja ini Deni.

“Hello?”

“Hi Chel! Ini gue Deni. Ini nomor gue ya. Lo uda makan belom? Gue laper nih.”

“Gue belom makan sih, tapi lagi gak pengen makan. Tapi kalo lo mau, gue temenin deh. Rumah lo nomor berapa sih?”

“Rumah gue nomor 16. Lo?”

“Gue 20. Gak beda jauh lah. Ya uda ketemu di depan ya. Sekarang! Gak pake dandan ya lo!”

“Iye. Bawel ah! Byee..”

Malam itu, aku ngobrol lumayan banyak sama Deni. Ternyata dia di suruh orang tua nya untuk melanjutkan sisa setahun kuliahnya di luar negeri. Orang tuanya menyuruh Deni memilih antara Malaysia atau Singapura. Dan dia memilih Singapura.

Perasaanku hari ini, cukup senang. Dulu sewaktu aku masih pacaran dengannya, aku memang berharap agar ia bisa kuliah di sini bersamaku. Tapi sampai terakhir aku putus dengannya, harapan itu tidak pernah terwujud. Dan ketika aku sudah tidak mengharapkannya, secara tiba-tiba ia muncul di hadapanku. Apakah ini pertanda baik atau pertanda buruk?

***

“Rachelll...”

Aku mendengar ada yang memanggilku dari luar. Siapa ya pagi-pagi gini sudah bertamu. Aku membukakan pintu dan mendapati Sandy sudah berdiri di sana. “Sandy? Ngapain pagi-pagi gini lo uda ke sini?”, tanyaku heran.

“Nih, gue bawain lo sarapan. Baek kan gue? Sekalian, ntar kan lo ada latihan nyanyi di gereja untuk acara valentine besok. Gue sekalian mau main ke gereja, suntuk di rumah.”

“Oh.. Oke. Makasih ya buburnya. Abis makan gue langsung siap-siap deh.”

“Oke. Abisin ya buburnya, gue bikin sendiri lho!”, ujarnya bangga.

“Ha?? Ini lo bikin sendiri? Waduh ada racunnya nggak nih? Atau mungkin ada peletnya di dalam?”, tanyaku penuh selidik.

“Buset gila lo mikirnya. Ngapain gue melet lo. Gak usah di pelet juga lo uda nempel ma gue. Hehehe..”

“Ih amit-amit. Kebalik tuh! Kan lo yang nempel sama gue mulu!”

“Udah makan dulu sana buruan! Ntar telat lagi! Lo kan makannya lama!”

***

“San, kayaknya latihannya udah mulai deh. Duh gue telat deh.”, ujarku karena aku mendengar dentingan piano dari dalam. Aku mempercepat langkahku untuk masuk ke dalam. Sesampainya di dalam aku mendapati mereka masih asyik bercanda satu sama lain. Dengan kata lain, latihan itu belum di mulai. Aku menghela nafas lega. Kemudian, aku merasa ada yang menepuk pundakku. Ku pikir Sandy yang melakukannya, baru saja aku mau memarahinya tapi aku tertegun dengan orang di hadapanku.

“Eh? Lo?”, tanyaku dengan muka keheranan.

“Rachel kan?? Masih inget gue gak lo?”

“Eh?Hm..I.. Iya masih. Lo ngapain di sini?”

“Gue lagi main-main aja ke sini. Liburan. Sekalian ketemu sama adek gue. Lama banget ya kita gak ketemu, terakhir kita ketemu itu lo masih SMA. Sekarang lo beda banget.”

“Ya kan kita uda gak ketemu lebih dari 3 tahun kali, Do. Lo juga beda. Hm.. Style lo uda matching dari atas ke bawah. Hehehe..”

“Hah? Maksud lo?”

“Iya. Dulu sih gue pengen ngomong sama lo, tapi lo itu kan dulu ngambekan banget. Jadinya gue gak jadi ngomong ke lo, takut lo marah ke gue. Dulu itu, lo pake topi biru, baju item, jeans belel, dan sepatu merah!”, ujarku sambil menahan tawa.

“Hahaha.. Iya ya? Ya orang kan bisa berubah kayak lo juga berubah banget.”

“Iya. Untungnya lo uda berubah. Hehehe.. Sekarang sama cewek yang mana Do? Masih playboy kayak dulu?”, tanyaku blak-blakkan.

“Hehehe.. Seperti yang gue bilang, setiap orang bisa berubah. Dan gue uda berubah donk. Sekian tahun gue gonta ganti pasangan, gue baru sadar Cuma satu cewe yang gue sayang. Gue uda lost contact sama dia. Gue sempet bingung gimana nyari dia. Padahal gue mau ngomong kalau gue baru sadar tentang perasaan gue ini. Tapi Tuhan itu baik, gue udah ketemu lagi sama cewek itu.”

“Bagus deh kalo lo uda tobat. Berarti sekarang lo uda jadian lagi donk sama cewek itu?”

“Belom Chel. Dia belom tahu soal ini. Gue harap secepatnya dia bisa tahu.”

“Ya udah kasih tahu pas valentine donk. Kan uda tinggal satu minggu lagi valentine.”

“Wah ide bagus tuh! Nanti gue pikirkan caranya deh untuk kasih kejutan buat dia.”

“Oke deh. Ya udah gue latihan dulu ya.”, aku mencari sosok Sandy. Dia sudah tidak ada di sekitarku, entah kemana perginya. Biarkanlah. Paling-paling dia lagi di atas.

***

Setelah pertemuanku dengan Deni, mantanku yang terakhir. Aku pun di pertemukan kembali dengan Dido, mantanku sewaktu aku SMA. Sejak saat itu, keanehan-keanehan terjadi. Deni yang setahuku paling malas untuk bangun pagi, tiba-tiba sudah nongkrong di ruang makanku lengkap dengan sarapan yang sudah dia sediakan untukku.

Atau Dido, yang juga menawarkan berbagai macam hal, mulai dari membawakan sarapan untukku yang sayangnya ia terkadang telat dan di dahului oleh Deni. Atau menawarkan untuk mengantarkanku ke kampus padahal dia seharusnya berjalan-jalan karena sedang liburan di sini.

Atau Sandy yang ku lihat ikut-ikutan aneh setelah aku memberitahukan keanehan dua orang itu. Dia jadi rajin setiap hari mengajakku untuk berangkat bersama ke kampus. Mengajakku makan siang bersama di tempat makan kesukaanku.Dan banyak lagi hal-hal yang dia lakukan.

Dan jika makan malam tiba, mereka bertiga seperti sedang berlari marathon datang ke rumahku atau bahkan meneleponku mengajakku makan bersama. Bahkan mereka rela untuk bertengger di rumahku sejak petang hingga malam.

Teman serumahku melihat mereka dengan bingung. Aku pun bilang bahwa aku sendiri juga bingung ada apa dengan mereka. Teman serumahku berkata mungkin mereka bertiga itu menaruh perasaan padaku. Tapi aku tetap berkata tidak mungkin. Untuk Dido, mungkin karena kita sudah lama tidak bertemu maka ia ingin memintaku menemani liburannya. Atau Deni yang tergolong baru di sini, mungkin ia membutuhkan ku untuk menemaninya. Atau Sandy yang.. Aku bingung mengapa Sandy seperti itu, dia tidak sedang liburan dan juga tidak baru di sini. Mungkin Sandi yang memang aneh.

***

Hari yang ku tunggu-tunggu telah tiba. Hari valentine, hari kasih sayang. Aku sudah merencakan beberapa hal yang akan ku lakukan bersama teman-teman terdekatku. Namun nampaknya rencana hanya tinggal rencana. Semua itu buyar karena tiba-tiba di depan pintu sudah bertengger 3 makhluk aneh tersebut. Sedikit kesal aku di buat mereka, tapi mereka menjelaskannya kepadaku.

“Happy valentine’s day, Chel.”, ucap Dido.

“Happy valentine Chel”, ucap Deni.

“Happy valentine Chel”, ucap Sandy. “Ini hadiah valentine dari gue buat lo.”, lanjut Sandy sambil memberikanku sebuah paper bag pink berisi sebuah Teddy Bear yang memegang hati berwarna pink bertuliskan I LOVE U, CHEL. Tampak seperti tulisannya sendiri. Terlihat dari jeleknya tulisannya itu.

“Ini lo tulis sendiri?”,tanyaku heran.

“Iya. Gue tulis sendiri.”

“Hm.. Tapi San..”

“Gak usah jawab apa-apa kok Chel. Dengerin yang lain dulu ya.”, potong Sandy.

Deni dan Dido pun memberikan ku hadiah valentine. Masing-masing dari mereka membungkusnya dengan kertas kado berwarna pink. Aku tidak boleh membuka kadonya di depan mereka, begitulah pesan mereka.

Satu per satu dari mereka membuka suara. Di mulai dari Deni. Dia bilang, memang dia masih mempunyai perasaan kepadaku, tapi dia tidak ingin mempersulitku. Dia ingin aku dan dia bisa bersahabat. Dia berharap aku menjadi seperti adiknya saja. Aku menyetujuinya karena memang itulah yang ku harapkan akhir-akhir ini.

Sandy pun mengutarakan perasaannya padaku. Aku tertegun mendengarnya, selama ini aku tidak merasa bahwa dia memiliki perasaan padaku. Sungguh aneh memang. Tetapi dia pun sama seperti Deni. Dia ingin aku menjadi sahabatnya. Karena dia tidak mau kehilanganku nantinya kalau ada cinta atau hubungan spesial antara aku dan dia.

Akan tetapi lain lagi dengan Dido. Dia berkata, bahwa cewek yang dia maksud tempo hari adalah aku. Dia berkata, kalau dia sering melewati rumahku akan tetapi tidak pernah melihatku. Dia menghubungi nomor HP ku yang dia tahu, tapi semuanya sudah mati. Bahkan dia sempat datang ke rumah temanku dan mencari informasi tentang kapan kepulanganku, namun dia tak bisa menemukan jawaban apa-apa. Di tengah keputusasaannya, dia mendapat kesempatan untuk berlibur ke Singapura, maka ia langsung pergi dengan harapan bisa bertemu denganku. Dia tidak bisa memaksaku untuk kembali kepadanya, karena dia tahu aku pasti menolaknya. Dia hanya ingin aku tahu bagaimana sebenarnya perasaanku padanya.

Andaikan aku bisa mengkloningkan diri menjadi 3, pikirku. Akan ku terima mereka semua, pikirku iseng. Hehehe..



11 comments:

Anonymous said...

aih aihhh...
keren2...
beberapa pernah tau sih emang...
wahhahahhahaaa...
duh..
kalo ada gempa gimana yaQ...
XD

seLe di siniiii...
hihihihi

may pedrosa said...

bener" ssuai dg jdul postingannya. fantastic building!

- said...

wow interesting!!

n said...

apakah aku PERTAMAX?? :D

weww keren gedung gedungnya
pengen kesanaaaa XD

Zippy said...

Sumpah Pink, bangunan'x aneh2 amat...
But, unik...
Punya soul tersendiri, hihihi...
Beda dari yg lain... :D

Zippy said...

Wah, sumpah Pink...
Bangunannya unik2, beda dari yang lain...
Keren deh...

AIRI ARI said...

kerennnn pink, applause for pink :)

Anonymous said...

wooowww keren2 tuh apalagi yg basket building!

J O N K said...

Fuji television building keren tuh. Bisa sambil lihat pantai ... :D

Unknown said...

wuih.. gila pink gedungnya keren2.... dapet dari mana lo???

AIRI ARI said...

wahhhhh, enak ya rachel disukain 3 cowok :D, trus rachel akhirnya miih sapa ya???? apakah benar2 dodi???